Sejarah mencatat, lonjakan suku bunga berdampak terhadap aset berisiko seperti bursa saham, yang sekaligus akan mendorong kenaikan dolar serta berpotensi menekan mata uang di belahan negara lain.
Bank Sentral Amerika Serikat berpeluang mengerek suku bunga acuan sebesar 75 basis poin pada akhir pertemuan pejabat Fed pukul 1.00 dini hari nanti. Apabila terjadi, kenaikan 75 bps akan menjadi yang keempat kalinya secara berturut-turut, sebagai bentuk perjuangan The Fed meredam gejolak inflasi.
Kendati lonjakan harga sempat melandai pada bulan terakhir, tetapi angkanya masih jauh dari target inflasi The Fed di kisaran 2 persenan.
Rebound pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal ketiga sebesar 2,6%, dari kontraksi dua kuartal berturut-turut membangun ekspektasi pasar bahwa The Fed bakal lebih dovish pada keputusannya nanti. Investor juga akan fokus terhadap pernyataan Gubernur The Fed, Jerome Powell setelah pengumuman kebijakan suku bunga.
Selain terkait suku bunga, pasar juga mencermati laporan data ketenagakerjaan nasional ADP yang dirilis pada Rabu pagi (2/11) waktu setempat. Jajak pendapat Reuters memperkirakan, ada kenaikan pekerjaan sektor swasta sebesar 195.000 pekerjaan pada bulan Oktober 2022, dibanding kenaikan 208.000 pekerjaan pada September.