Volume produksi di semester I-2022 juga meningkat 7% menjadi 1,53 Mt dari 1,43 Mt pada periode yang sama tahun 2021, sedangkan volume penjualan di semester I-2022 sebesar 1,28 Mt naik 9% dibandingkan dengan 1,17 Mt semester I-2021.
Beban pokok pendapatan juga meningkat 45% menjadi USD148 juta dibandingkan USD102 juta, karena kenaikan biaya-biaya, seperti biaya royalti didorong oleh peningkatan volume dan ASP yang lebih tinggi, biaya penambangan, biaya pemrosesan batu bara, dan meningkatnya biaya pengangkutan dan penanganan.
Beban operasional di enam bulan pertama ini pun naik 8% menjadi USD14 juta dari USD13 juta pada periode yang sama tahun lalu, terutama karena komisi penjualan yang lebih tinggi sejalan dengan volume penjualan yang lebih tinggi.
Komisi penjualan meningkat sebesar 287% menjadi USD3 juta dari USD0,9 juta pada periode tahun lalu, karena ASP ADMR meningkat sebesar 143%, dan volume penjualan meningkat 9% secara y-o-y.
Royalti kepada pemerintah Indonesia dan beban pajak penghasilan mencapai USD133 juta di semester I-2022, meningkat 363% dari $29 juta di semester I-2021.