sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Harga Batu Bara Rebound 1,6 Persen, Kini di Level USD143 per Ton

Market news editor Maulina Ulfa
17/05/2024 09:58 WIB
Harga batu bara berjangka (futures) Newcastle kembali menguat 1,59 persen di level USD143,75 per ton pada perdagangan Kamis (16/5/2024).
Harga Batu Bara Rebound 1,6 Persen, Kini di Level USD143 per Ton. (Foto: Freepik)
Harga Batu Bara Rebound 1,6 Persen, Kini di Level USD143 per Ton. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga batu bara berjangka (futures) Newcastle kembali menguat 1,59 persen di level USD143,75 per ton pada perdagangan Kamis (16/5/2024).
 
Sebelumnya, harga batu bara sempat merosot 1,35 persen pada perdagangan Senin (13/5/2024) di level USD142 per ton. Ini menandai rebound harga emas hitam seiring mengalami reli di pekan lalu. (Lihat grafik di bawah ini.)
 

 
 
Harga batu bara Newcastle berjangka turun hingga di bawah USD145 per ton, menjauh dari harga tertinggi baru-baru ini sebesar USD147 yang dicapai pada 2 Mei 2024.
 
Secara mingguan, harga batu bara kini tertekan 0,14 persen dan secara bulanan terapresiasi 3,05 persen.
 
Meskipun demikian, harga batu bara tetap di level terkuatnya dalam empat bulan didukung oleh aktivasi pembangkit listrik tenaga batu bara yang belum pernah terjadi sebelumnya di India pada kuartal pertama tahun ini.
 
Lonjakan produksi listrik didorong oleh suhu di atas rata-rata, yang menyebabkan peningkatan penggunaan AC, dan kuatnya ekspansi ekonomi, yang mengakibatkan konsumsi listrik secara keseluruhan lebih tinggi.
 
Selain itu, China mengalami peningkatan impor batu bara pada April, yang disebabkan oleh penurunan produksi dalam negeri. China juga berupaya meningkatkan stok menjelang puncak musim permintaan di musim panas.
 
Wacana penghapusan batu bara secara global juga membuat industri ini menghadapi tantangan ke depan.
 
Melansir mining.com Jumat (17/5), temuan penelitian baru, untuk menghapus penggunaan batu bara global, dibutuhkan lebih dari USD200 miliar sebagai kompensasi kepada pekerja dan komunitas lokal yang terkena dampak program penghapusan ini.
 
Perkiraan ini tidak termasuk India dan China, karena dua negara tersebut merupakan pengguna batu bara terbesar saat ini dan belum mempunyai rencana untuk menghentikan penggunaan batu bara secara bertahap.
 
Menurut penelitian di Nature Communications, jika China dan India memutuskan untuk menghentikan penggunaan batu bara secepat yang diperlukan untuk mencapai target Perjanjuan Paris dan membayar kompensasi serupa, maka biayanya akan mencapai lebih dari USD2 triliun.
 
Penelitian ini berasal dari Chalmers University of Technology di Swedia dan Central European University di Austria.
 
Secara total, 23 negara dengan 16 persen pembangkit listrik tenaga batu bara di dunia telah menjanjikan kompensasi sebesar USD209 miliar untuk pensiun dini pembangkit batu bara.
 
Jumlah dana tersebut setara dengan sekitar 6 gigaton emisi CO2 yang dapat dihindari. Lebih lanjut, biaya kompensasi untuk penghentian penggunaan batu bara per ton emisi CO2 mencapai USD29-46 per ton, namun masih jauh di bawah harga karbon saat ini di Eropa (USD64-80 per ton). (ADF)

Advertisement
Advertisement