Lonjakan produksi ini merupakan respons langsung terhadap permintaan mendesak dari otoritas setempat, yang bertujuan untuk mencegah terulangnya krisis energi yang terjadi pada tahun 2022.
Ditambah lagi dengan proyeksi peningkatan produksi batu bara Indonesia dan India sebesar 5 persen dan 14 persen yang masing-masing berjumlah 695 juta ton dan 1.017 juta ton.
“Kami mengantisipasi pasar batubara akan beralih dari defisit pada FY22 ke surplus pada FY23F dan FY24F, karena pasokan akan meningkat. sedikit melampaui permintaan yang kuat dari China dan India,” tulis riset Ciptadana di akhir 2023 lalu.
“Oleh karena itu, kami mengantisipasi pasar batu bara akan beralih dari defisit pada FY22 ke surplus pada FY23F dan FY24F dengan mempertahankan estimasi harga acuan batubara kami untuk FY23-25F pada USD170/ton, USD130/ton, dan USD110/ton,”imbuh riset itu. (ADF)