Selain itu, permasalahan impor sawit dari wilayah Uni Eropa terkait isu lingkungan, serta adanya El Nino yang berpeluang menekan produksi 2023.
"Kemunculan kembali El Nino yang tidak biasa setelah selama tiga tahun berturut-turut terjadi La Nina, menjadi pertanda buruk bagi produksi minyak sawit tahun depan di Indonesia dan Malaysia, dua produsen CPO terbesar," papar Felix.
"Hal tersebut dapat menjadi faktor utama penurunan produksi CPO di Malaysia sekitar 1-3 juta ton dan Indonesia kurang dari 10% dari total produksi di tahun ini," dia menambahkan.
Oleh karena itu, Felix merekomendasikan Neutral untuk sektor plantation dengan top pick AALI. Hal ini disebabkan oleh ekspektasi pada penurunan harga rata-rata CPO menjadi MYR3.500 per ton.