Penarikan diri Rusia memberi sentimen bagi harga CPO di Asia karena harga sawit dipengaruhi pergerakan minyak nabati sejenis, karena persaingan mereka untuk mendapatkan bagian di pasar global, dilansir Reuters, Senin (31/10).
Di tengah lonjakan meroketnya CPO, harga minyak kedelai di Bursa Dalian China turun 1%, sementara minyak sawitnya naik 0,6%. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade tumbuh 2,4%.
Indonesia sebagai produsen terbesar CPO dikabarkan bakal menetapkan harga referensi minyak sawit mentah seharga USD770,88 per ton untuk periode 1-15 November. Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian Musdhalifah Machmud mengatakan pada Jumat lalu (28/10) bahwa harga acuan baru ini naik dari referensi saat ini sebesar USD713,89 per ton.
Ke depan, analis menilai harga CPO berpeluang cukup lebar untuk kembali melanjutkan kenaikannya. Technical Analyst Reuters, Wang Tao, memprediksi harga kontrak Januari bisa menembus level MYR4.263 per ton
"Tren naik masih berlanjut sejak di harga MYR3.220 per ton," katanya.
(FRI)