Di sisi lain, kekhawatiran atas tarif AS sedikit mereda setelah Presiden Trump membuka kemungkinan pengecualian bagi beberapa negara.
Menurut Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOC), lemahnya permintaan dari pembeli utama sebagian tertutup oleh meningkatnya minat dari pasar berkembang di Afrika Sub-Sahara.
Sebelumnya, trader minyak sawit David Ng mengatakan, kontrak CPO terus melemah di tengah kekhawatiran terhadap permintaan ekspor yang lesu setelah lonjakan harga baru-baru ini. Ia menambahkan bahwa harga minyak kedelai yang lebih rendah turut menekan sentimen di pasar minyak sawit.
“Kami melihat level support di MYR4.150 per ton dan resistance di MYR4.380 per ton,” ujarnya kepada Bernama.
Analis senior Fastmarkets Palm Oil Analytics, Sathia Varqa, mengatakan, futures CPO menyentuh level terendah dalam tujuh pekan karena pasar berfokus pada proyeksi peningkatan produksi dan penurunan ekspor selama lima bulan berturut-turut.