Kemudian, ARCI menunjukkan rebound kuat dengan proyeksi produksi di 2025 naik sekitar 40 persen. Laba kuartal II melonjak 139 persen qoq dengan margin tertinggi. Perusahaan memiliki potensi eksplorasi di Marawuwung dan Kopra, EV/resources USD290 per oz, PE rendah di belasan, serta ROE meningkat.
MDKA merupakan pemain besar di emas dan tembaga melalui Pani Gold dan TB Copper. Rencana IPO Pani Gold, pembaruan PFS TB Copper pada 2H25, dan ramp-up HPAL menjadi katalis utama bagi perusahaan.
Nama selanjutnya, AMMN diperkirakan mendapat manfaat dari Fase 8 dan ekspansi pabrik pengolahan pada 4Q25. Potensi produksi emas sampingan bisa mencapai 1Moz, sekaligus menekan biaya tembaga. Perusahaan juga berpotensi menerima aliran dana pasif USD352 juta dari inklusi di MVGDX.
UNTR, dengan segmen emas menyumbang 23 persen laba kuartal II, tetap menarik. Saham ini diperdagangkan dengan PE 5,6x dan yield dividen 8 persen, dengan target harga di Rp30.600 per unit.
Terakhir, INDY saat ini diperdagangkan hanya di 0,36x PBV, karena pasar menilai terutama bisnis batu bara. Padahal, proyek emas besar siap beroperasi akhir 2026, menawarkan upside tersembunyi signifikan. Verdhana mematok target harga INDY di Rp2.450. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.