Euforia pasar akibat penangguhan tarif balasan selama 90 hari terhadap sejumlah negara segera beralih menjadi ketidakpastian baru, seiring kenaikan tarif terhadap China.
"Emas terus memanfaatkan statusnya sebagai satu-satunya aset aman yang tersisa," kata analis Mizuho Securities USA, Robert Yawger.
Sementara itu, indeks dolar melemah lebih dari 1 persen terhadap mata uang utama lainnya, membuat emas lebih terjangkau bagi pemegang mata uang selain dolar.
Data ekonomi AS pada Kamis menunjukkan harga konsumen secara tak terduga turun pada Maret. Namun, risiko inflasi tetap tinggi setelah Trump menggandakan tarif impor China.
Merespons data tersebut, para pelaku pasar memperkirakan The Fed kembali memangkas suku bunga pada Juni dan kemungkinan menurunkan suku bunga kebijakan hingga satu poin persentase penuh sebelum akhir tahun.