sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Harga Emas Dunia Diproyeksi Menguat Pekan Depan, Berpotensi Sentuh USD3.450

Market news editor Nia Deviyana
24/08/2025 23:30 WIB
Sejumlah faktor mendorong penguatan logam mulia
Harga Emas Dunia Diproyeksi Menguat Pekan Depan, Berpotensi Sentuh USD3.450. Foto: Freepik.
Harga Emas Dunia Diproyeksi Menguat Pekan Depan, Berpotensi Sentuh USD3.450. Foto: Freepik.

IDXChannel - Harga emas dunia diperkirakan kembali menguat pada pekan depan. Pengamat Pasar Uang dan Komoditas, Ibrahim Assuaibi, menilai harga emas berpotensi menyentuh level tertingginya di kisaran USD3.400 per troy ons pada awal pekan, dan secara mingguan bisa menguat hingga ke level USD3.450.

Ibrahim, menjabarkan sejumlah faktor mendorong penguatan logam mulia

Pertama, komentar bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve) yang mengindikasikan kemungkinan penurunan suku bunga di tengah kondisi global saat ini, terutama perang dagang yang memicu tekanan inflasi. 

"Adanya tekanan dari Trump kepada bank sentral AS untuk menurunkan suku bunga juga membawa angin segar kepada para investor untuk kembali melakukan pembelian terhadap logam mulia sebagai safe haven," ujarnya melalui keterangan tertulis, Minggu (24/8/2025).

Kedua, tensi geopolitik global semakin meningkat, baik di Timur Tengah maupun Eropa. Parlemen Israel dilaporkan menyetujui penguasaan penuh atas wilayah Jalur Gaza, yang memicu kecaman dunia internasional. Situasi ini membuat risiko geopolitik kian tinggi dan mendukung permintaan emas.

"Negara tetangga seperti Yordania, Mesir, Libanon, juga terus memantik kecemasan tersendiri sehingga geopolitik mengalami pemanasan yang cukup tinggi," ujarnya.

Di kawasan Eropa, ketegangan juga masih berlangsung terkait perang Rusia–Ukraina. Meski Amerika Serikat telah memberikan jaminan keamanan bagi Ukraina, Rusia tetap menuntut agar wilayah yang sudah dikuasainya tidak dikembalikan, serta menolak Ukraina bergabung dengan NATO. 

Pekan depan juga akan diwarnai rilis data ekonomi AS, termasuk inflasi dan sentimen konsumen. Selain itu, perkembangan perang dagang bisa memicu volatilitas pasar. 

(NIA DEVIYANA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement