IDXChannel - Harga emas melonjak pada Jumat (13/6/2025) setelah serangan udara Israel ke Iran mendorong investor memburu aset aman, memicu kembali kekhawatiran atas potensi konflik yang lebih luas di Timur Tengah.
Harga emas spot (XAU/USD) naik 1,3 persen menjadi USD3.428,10 per troy ons pada Jumat, mendekati rekor tertinggi USD3.500,05 yang dicapai pada April. Sepanjang pekan ini, harga telah menguat sekitar 4 persen.
“Serangan Israel yang menargetkan fasilitas Iran memicu kekhawatiran geopolitik di pasar. Harga kemungkinan tetap tinggi seiring antisipasi terhadap aksi balasan dari Iran,” kata ahli strategi pasar senior di RJO Futures, Daniel Pavilonis, dikutip Reuters.
Israel melancarkan serangkaian serangan ke berbagai wilayah di Iran pada Jumat, menyebut target mereka termasuk fasilitas nuklir, pabrik rudal, dan komandan militer, dalam operasi yang bisa berlangsung lama guna mencegah Teheran membangun senjata nuklir.
Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa Iran membawa serangan itu kepada dirinya sendiri karena menolak ultimatum AS dalam pembicaraan terkait pembatasan program nuklirnya.
Data inflasi AS yang lebih lunak pada awal pekan ini turut menambah daya tarik emas, memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga.
Emas dikenal luas sebagai aset aman, terutama di masa ketidakpastian ekonomi dan ketegangan geopolitik. Logam mulia ini juga cenderung menguat dalam lingkungan suku bunga rendah.
Goldman Sachs kembali menyampaikan proyeksi bahwa pembelian emas secara struktural oleh bank sentral akan mendorong harga ke USD3.700 per troy ons pada akhir 2025 dan USD4.000 pada pertengahan 2026. Bank of America juga melihat potensi emas naik hingga USD4.000 per ons dalam 12 bulan ke depan.
Di pasar fisik, permintaan di sejumlah pusat perdagangan utama Asia melemah pekan ini seiring melambungnya harga, dengan tarif emas di India menembus batas psikologis INR100.000. (Aldo Fernando)