Sementara itu, setelah menaikkan tarif baja dan aluminium hingga 25 persen awal pekan ini, pemerintahan Presiden AS Donald Trump kini tengah merampungkan rencana tarif balasan.
Harga emas telah menembus rekor baru di tengah ketidakpastian ekonomi akibat kebijakan tarif impor AS. Namun, meski pasar membidik rekor USD3.000 per troy ons, beberapa tanda tekanan jual juga mulai terlihat.
Analis senior di RJO Futures, Daniel Pavilonis, menilai, penurunan beberapa ratus dolar dari level mendekati USD3.000 bukanlah hal yang buruk. Dengan kekhawatiran inflasi, utang, dan geopolitik, emas masih menjadi aset incaran investor. (Aldo Fernando)