Data ini kemungkinan akan mendukung keputusan bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) untuk mulai memangkas suku bunga pada 18 September, yakni pada pertemuan dua hari komite kebijakan (FOMC) bank sentral tersebut.
Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan di awal bulan ini, bank sentral siap untuk mulai memangkas suku bunga seiring dengan melemahnya pasar tenaga kerja, sebuah langkah yang dianggap menguntungkan bagi emas yang tidak menghasilkan bunga.
"Emas diuntungkan dari ketidakpastian di samping ekspektasi pemotongan suku bunga yang sudah meluas – menciptakan semacam badai sempurna yang tampaknya akan berlanjut menurut pandangan kami,” kata Christopher Louney, ahli strategi komoditas di RBC Capital Markets, dikutip MT Newswires, Jumat (30/8).
Seiring keyakinan pasar terhadap kehati-hatian terus terganggu dan sifat kenaikan harga emas yang didorong oleh suku bunga membuatnya semakin bergantung pada data, demikian kata Louney, angka inflasi pekan ini dan laporan ketenagakerjaan AS minggu pekan akan menjadi perhatian khusus untuk melihat dampaknya terhadap emas, terutama melalui dolar dan suku bunga.
Dolar menguat setelah data inflasi tersebut, dengan indeks dolar ICE terakhir terlihat naik 0,39 poin menjadi 101,73.