"Kami menilai harga emas masih cukup kuat di atas USD2,200 per oz seiring dengan dua faktor, yaitu masih tingginya tensi geopolitik global khususnya Timur Tengah khususnya antisipasi perang Iran-Israel, dan pembelian emas yang signifikan dari beberapa bank sentral, seperti People Bank of China (PboC)," papar Felix.
Di sisi lain, dia memproyeksikan, untuk proyeksi harga tembaga juga positif di tahun ini ditopang oleh rendahnya stok tembaga di Bursa Shanghai, dan tutupnya tambang tembaga besar di Panama (Cobre Panama).
"Untuk proyeksi harga nikel relatif masih netral seiring dengan proyeksi ekonomi China 2024 yang hanya akan tumbuh +4,6% YoY di 2024 oleh IMF, dan kemunculan tipe baterai lainnya, seperti Lithium Ferronickel Phosphate (LFP) non nikel yang makin mendominasi EV produsen mobil listrik untuk pasar Asia, serta potensi oversuplai nikel global seiring peningkatan dari produksi nikel dari Indonesia," Felix menuturkan.
Lebih lanjut katanya, target produksi emas MDKA mencapai 120 ribu oz dengan perkiraan ASP di level ~USD2.000 per oz dan total cash cost batas atas di level USD1.050 per oz. Lalu produksi tembaga di level 16 ribu ton dengan perkiraan ASP di level ~9.300 per ton dan cash cost di USD8.100 per ton.