"Jika tarif yang diberlakukan tidak seburuk yang dikhawatirkan, emas bisa mengalami koreksi," ujar analis Marex, Edward Meir.
Para investor yang khawatir bahwa tarif tersebut dapat memicu inflasi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi beralih ke aset aman seperti emas.
Sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian dan inflasi, harga emas telah naik lebih dari 15 persen sepanjang 2025 dan mencetak rekor tertinggi USD3.057,21 pada 20 Maret.
Pasar kini menantikan data pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS yang akan dirilis pada Jumat untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan suku bunga AS.
"Jika inflasi PCE tetap jinak, hal ini akan memperkuat pandangan dovish The Fed dan memberikan dorongan lebih lanjut bagi emas," kata Grant.