Pada Senin (4/3) pagi, harga emas di pasar spot relatif stabil di posisi USD2.083,29 per troy ons usai sempat melonjak 1,88 persen pada Jumat (1/3).
Harga emas mendekati level tertingginya dalam dua bulan, setelah data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang lebih lemah pada pekan lalu meningkatkan ekspektasi untuk penurunan suku bunga oleh bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) pada Juni, sehingga menekan dolar dan imbal hasil (yield) obligasi (Treasury) pemerintah AS.
Melemahnya dolar membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, sementara imbal hasil obligasi yang lebih rendah mengurangi opportunity cost (biaya peluang) memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.
Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities, mengatakan, emas mengalami kenaikan karena pasar yakin bahwa The Fed akan melonggarkan kebijakan moneternya pada pertengahan tahun, sehingga menurunkan biaya peluang emas batangan.
“Dalam tiga-empat bulan, harga [emas] akan mencapai rekor tertinggi jika kita melihat data ekonomi yang buruk dan pasar yakin bahwa (The Fed) siap untuk melakukan pemangkasan [suku bunga],” katanya, dikutip Reuters, Jumat (1/3), seraya menambahkan, pembelian bank sentral yang kuat juga mendukung pasar saat ini.