Sepanjang 2025, harga emas telah melonjak sekitar 57 persen, ditopang oleh ketegangan geopolitik, ketidakpastian ekonomi, ekspektasi penurunan suku bunga, serta pembelian oleh bank sentral yang berkelanjutan.
Presiden AS Donald Trump pada Rabu menjatuhkan sanksi terkait Ukraina terhadap Rusia untuk pertama kalinya di masa jabatan keduanya, dengan menargetkan perusahaan minyak Lukoil dan Rosneft.
Pemerintah juga tengah mempertimbangkan pembatasan ekspor berbasis perangkat lunak ke China, sebagai respons terhadap kebijakan Beijing yang mengekang ekspor logam tanah jarang.
Fokus pasar kini tertuju pada laporan indeks harga konsumen AS yang akan dirilis Jumat, yang dapat menjadi sinyal paling jelas bagi Federal Reserve (The Fed) menjelang rapat kebijakan pekan depan. Data tersebut diperkirakan menunjukkan inflasi inti tetap di 3,1 persen pada September.
Pasar telah memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin, dengan peluang penurunan lanjutan pada Desember. Emas, yang tidak memberikan imbal hasil, cenderung diuntungkan ketika suku bunga rendah.