Secara umum, pasar keuangan AS alias Wall Street mengalami aksi jual besar-besaran pada Rabu, karena keraguan terhadap pemotongan suku bunga di masa depan mulai muncul di benak investor.
Mereka memilih untuk mengurangi eksposur pasar menjelang volatilitas yang diperkirakan akan meningkat seiring mendekatnya pemilu AS pada November.
Kenaikan imbal hasil obligasi dan lonjakan Indeks Dolar AS (DXY) juga turut menekan aset berisiko, karena investor beralih ke instrumen yang menawarkan pendapatan lebih stabil.
“Di sisi makroekonomi, imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun naik menjadi 4,25 persen, level tertinggi yang terakhir terlihat pada Juli, didorong oleh indikator ekonomi yang kuat dan kekhawatiran terhadap defisit nasional,” ujar analis di Secure Digital Markets.
“Di saat yang sama, Indeks Dolar AS melonjak ke level tertinggi dalam setahun, memberikan tekanan lebih lanjut pada aset berisiko, termasuk mata uang kripto,” katanya.