IDXChannel - Harga emas melemah pada Rabu (24/9/2025) seiring penguatan dolar Amerika Serikat (AS), setelah sehari sebelumnya mencetak rekor tertinggi.
Investor juga menahan langkah sambil menanti rilis data ekonomi akhir pekan ini untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut terkait arah kebijakan Federal Reserve (The Fed).
Harga emas spot (XAU/USD) turun 0,74 persen ke USD3.736,16 per troy ons, setelah sempat menyentuh rekor USD3.790,82 pada Selasa.
Indeks dolar AS (DXY) naik sekitar 0,6 persen, membuat emas yang dihargakan dalam dolar menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain. Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun juga bergerak lebih tinggi.
“Emas masih mencerna komentar-komentar dari Federal Reserve kemarin, di samping ketegangan geopolitik dengan Rusia... Pasar sedikit berhati-hati menjelang rilis data ekonomi,” kata Kepala Strategi Pasar Blue Line Futures, Phillip Streible, dikutip Reuters.
Ketua The Fed Jerome Powell pada Selasa tidak memberikan petunjuk baru terkait arah suku bunga, hanya menekankan perlunya keseimbangan antara risiko inflasi yang masih tinggi dengan pasar tenaga kerja yang melambat.
Pasar kini memperkirakan dua kali pemangkasan suku bunga masing-masing 25 basis poin pada tahun ini — satu pada Oktober dengan probabilitas 94 persen dan satu lagi pada Desember dengan probabilitas 77 persen, menurut CME FedWatch.
Fokus selanjutnya tertuju pada data klaim pengangguran mingguan AS pada Kamis dan rilis indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) pada Jumat, yang menjadi tolok ukur inflasi pilihan Fed.
Dari sisi geopolitik, militer Ukraina pada Rabu mengklaim menyerang dua stasiun pompa minyak di wilayah Volgograd, Rusia.
Emas kerap dipandang lebih menarik sebagai aset lindung nilai saat ketidakpastian geopolitik dan ekonomi meningkat. Logam mulia ini juga cenderung diuntungkan di lingkungan suku bunga rendah karena sifatnya yang tidak memberikan imbal hasil. (Aldo Fernando)