"Hal ini akan menyebabkan semakin besarnya modal kerja yang dibutuhkan perusahaan dalam upaya meningkatkan produksi," ungkap Ruddy.
Dengan berbagai pertimbangan tersebut, lanjut Ruddy, kebutuhan modal kerja akan semakin besar sehingga perseroan melakukan perubahan penggunaan sisa dana hasil penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) dan perubahaan dana hasil pelaksanaan waran.
Perusahaan saat ini telah meminta persetujuan dari pemegang saham terkait rencana perubahan penggunaan sisa dana hasil IPO dan dana hasil pelaksanaan waran tersebut.
Persetujuan tersebut diajukan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang baru saja diselenggarakan pada Rabu (3/5/2023) kemarin.
"Perseroan akan fokus pada rencana eksplorasi, produksi dan hilirisasi. Rencana eksplorasi bertujuan untuk menambah inventory cadangan nikel, sementara rencana produksi diterapkan dengan merevisi Dokumen Studi Kelayakan (feasibility study) untuk 2024–2025 dan melakukan perpanjangan Izin Usaha Pertambangan (IUP) pada 2024," ungkap Ruddy.