IDXChannel - Sejumlah komoditas logam menutup perdagangan Selasa (14/5/2024) dengan kenaikan harga signifikan.
Komoditas yang memperoleh keuntungan tertinggi dalam periode perdagangan sesi kemarin adalah platinum yang melonjak 3,63 persen, tembaga mengalami kenaikan 1,81 persen dan perak yang menguat 1,11 persen.
Harga platinum melampaui USD1.000 per troy ons, mencapai level tertinggi dalam hampir satu tahun, didorong oleh kekhawatiran kekurangan pasokan dan tanda-tanda permintaan yang kuat.
Pada kuartal I-2024, total produksi platinum dunia berada pada level terendah kedua sejak Dewan Investasi Platinum Dunia memulai pengumpulan data.
Sementara itu, permintaan industri otomotif terhadap logam tersebut merupakan yang terkuat dalam tujuh tahun terakhir.
Sektor otomotif mengonsumsi 832.000 ons logam secara signifikan dalam tiga bulan pertama di 2024, seiring meningkatnya kebutuhan untuk kendaraan listrik.
Presiden AS Joe Biden baru-baru ini mengumumkan rencana untuk kembali menaikkan tarif kendaraan listrik dari produsen utama China. Di tengah naiknya pajak mobil listrik meningkat ini, investor diproyeksi akan semakin ragu untuk beralih ke alternatif kendaraan ramah lingkungan.
Permintaan investasi terhadap komoditas tersebut juga meningkat, seiring dengan para trader yang melakukan lindung nilai (hedging) terhadap risiko inflasi.
Menurut Dewan Investasi Platinum Dunia, persediaan platinum akan mengalami defisit tahunan rata-rata sebesar 500.000 ons hingga 2028.
Sementara, harga tembaga berjangka berada di USD10.185 per ton dan masih tertinggi sejak 2023 karena permintaan yang kuat dan pasokan yang terbatas terus meningkatkan kekhawatiran akan kelangkaan.
Peran penting tembaga dalam elektrifikasi mulai dari komponen pengisian kendaraan listrik hingga penyimpanan energi skala jaringan dan infrastruktur otomasi mendukung perkiraan kegunaan logam ini dalam jangka panjang.
Sementara itu, China dilaporkan mengimpor lebih banyak input bijih tembaga meskipun ada kenaikan harga yang tajam, sehingga mendukung permintaan dari produsen. Ini juga menambah harapan akan daya tarik industri di negara tersebut menyusul rencana Beijing untuk meluncurkan obligasi jangka panjang.
Sebaliknya, rendahnya ketersediaan material menghambat margin pabrik peleburan di China yang menyumbang lebih dari separuh pasokan global, dan menekan produksinya.
Harapan untuk menambah pasokan tambang tembaga semakin tipis. Ini karena tingginya biaya untuk berkomitmen terhadap proyek-proyek baru mendorong para penambang raksasa melakukan aktivitas M&A, alih-alih memulai proyek-proyek baru yang baru-baru ini ditandai dengan upaya kedua BHP untuk membeli Anglo American.
Sementara harga perak naik menjadi sekitar USD28,48 per troy ons dan merupakan level tertinggi dalam tiga minggu, karena investor mengabaikan kekhawatiran mengenai potensi penundaan penurunan suku bunga The Federal Reserve (The Fed).
Data inflasi harga produsen (PPI) AS terbaru juga menunjukkan tekanan inflasi yang terus-menerus, sehingga mengurangi ekspektasi pasar terhadap pelonggaran moneter oleh The Fed tahun ini.
Namun, permintaan terhadap perak tetap kuat, didorong oleh reputasinya sebagai komoditas lindung nilai inflasi.
Selain itu, meningkatnya ketegangan geopolitik memicu perpindahan ke emas batangan setelah pasukan Israel maju lebih jauh ke tepi utara Gaza. Rusia juga dilaporkan memperluas frontnya di Ukraina, dan sanksi menyebabkan kekhawatiran akan perpecahan aliansi perdagangan lebih lanjut.
Fokusnya pasar kini juga pada rilis data inflasi harga konsumen AS pada Rabu (15/5) untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai jalur suku bunga The Fed. (ADF)