sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Harga Minyak Dunia Bergejolak Pekan Ini

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
15/02/2025 11:00 WIB
Harga minyak dunia bergerak fluktuatif pekan ini seiring pasar mencermati upaya Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menjembatani perdamaian Rusia dan Ukr
Harga Minyak Dunia Bergejolak Pekan Ini. (Foto: Freepik)
Harga Minyak Dunia Bergejolak Pekan Ini. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga minyak dunia bergerak fluktuatif pekan ini seiring pasar mencermati upaya Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menjembatani perdamaian Rusia dan Ukraina.

Kontrak berjangka (futures) minyak mentah tidak mampu mempertahankan kenaikan awal Jumat (14/2/2025) meskipun didorong oleh pernyataan Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, di Fox News mengenai upaya AS mengurangi ekspor minyak Iran menjadi 100 ribu barel per hari.

"Target ini sangat sulit dicapai," kata analis StoneX, Alex Hodes, dikutip dari Dow Jones Newswires, Jumat (14/2).

Penurunan sebesar 1,4 juta barel per hari memang berpotensi mengerek harga minyak, tetapi Iran semakin mahir menghindari sanksi, sehingga implementasinya tidak akan mudah, tambahnya.

Pada Jumat, futures minyak WTI turun 0,8 persen ke USD70,74 per barel, mencatat penurunan mingguan sebesar 0,4 persen. Sementara itu, Brent melemah 0,4 persen ke USD74,74 kemarin, tetapi masih naik tipis 0,1 persen dalam sepekan.

Harapan atas kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina meredakan kekhawatiran pasokan.

Presiden AS Donald Trump memulai pembicaraan setelah Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan ketertarikan untuk mengakhiri konflik.

Jika sanksi terhadap Moskow dicabut, pasokan energi global bisa meningkat, meskipun Badan Energi Internasional (IEA) mencatat ekspor minyak Rusia kemungkinan tetap berlanjut melalui jalur alternatif.

Di sisi lain, penundaan tarif timbal balik AS memberikan stabilitas pada harga minyak, seiring optimisme pasar terhadap potensi kesepakatan dagang.

Trump telah memerintahkan pejabatnya untuk menyusun tarif khusus bagi setiap mitra dagang AS, dengan laporan rekomendasi dijadwalkan rampung pada 1 April. Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, mengatakan, penundaan ini memberi peluang untuk merundingkan perjanjian dagang baru.

Sementara, menurut analis JPMorgan, permintaan minyak global terus meningkat menjadi 103,4 juta barel per hari, didorong oleh konsumsi bahan bakar transportasi dan pemanas yang lebih tinggi. (Aldo Fernando)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement