“Berbagai kemungkinan hasil dari dorongan terbaru Trump untuk mengakhiri perang dapat membuat perubahan suplai minyak lebih dari 2 juta barel per hari,” tulis analis ANZ dalam catatan kepada klien.
Setiap premi risiko geopolitik akan berhadapan dengan tanda-tanda surplus global yang meningkat, seiring kenaikan suplai OPEC+ dan non-OPEC yang melampaui pertumbuhan permintaan yang relatif moderat, menurut analis Aegis Hedging.
Analis Commonwealth Bank of Australia, Vivek Dhar, mengatakan gencatan senjata menjadi risiko penurunan terbesar bagi prospek harga minyak, sementara kerusakan berkelanjutan pada infrastruktur minyak Rusia menjadi risiko kenaikan yang signifikan.
Sementara itu, negara-negara G7 dan Uni Eropa tengah membahas penggantian batas harga ekspor minyak Rusia dengan larangan penuh atas layanan maritim, menurut sumber Reuters.
Langkah itu kemungkinan akan semakin menekan pasokan dari produsen minyak terbesar kedua dunia.