“Dengan jumlah minyak yang berada di kapal, dalam penyimpanan terapung, dan yang terkena sanksi, harga kemungkinan akan berakhir di kisaran USD50-an karena minyak Rusia yang terkena sanksi itu kemungkinan masuk kembali ke pasar,” ujar spesialis energi di TP ICAP Group, Scott Shelton, dikutip Reuters.
Bulan lalu, AS mengumumkan sanksi terhadap Rosneft dan Lukoil, dengan tenggat 21 November bagi perusahaan untuk mengakhiri hubungan bisnis dengan raksasa minyak tersebut.
Departemen Keuangan AS menyatakan sanksi itu telah menekan pendapatan minyak Moskow dan dalam jangka panjang berpotensi mengurangi volume minyak yang bisa dijual Rusia.
“Tekanan saat ini berada pada titik maksimal menjelang tenggat Jumat,” kata analis minyak Rystad Energy, Janiv Shah.
Ia menambahkan, penurunan premi risiko geopolitik membuat investor semakin mencermati lemahnya fundamental pasar.