“Kami telah berhasil meredakan ketegangan secara signifikan,” kata Bessent dalam wawancara dengan Fox Business Network.
Analis DBS Suvro Sarkar mengatakan, dikutip Reuters, aksi jual di pasar kini tampak terbatas karena kedua pihak bersedia bernegosiasi. Namun, prospek jangka pendek masih bergantung pada hasil akhir pembicaraan dagang.
Harga minyak sempat anjlok pada Maret dan April di puncak ketegangan dagang antara AS dan China. “Setiap penurunan perdagangan internasional cenderung menekan harga minyak,” kata analis PVM Energy dalam catatan kepada klien.
Dari sisi permintaan, impor minyak China pada September naik 3,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai 11,5 juta barel per hari, menurut data bea cukai.
Sementara itu, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) mempertahankan perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global yang relatif tinggi untuk tahun ini dan tahun depan.