Fokus pasar juga tertuju pada keputusan Presiden AS Donald Trump yang menggandakan tarif impor dari India hingga 50 persen. Kebijakan tersebut, yang berlaku mulai Rabu, merupakan respons atas pembelian minyak Rusia oleh India.
Menurut analis UBS Giovanni Staunovo, meski belum ada tanda gangguan pasokan, ketidakpastian mengenai apakah AS akan menargetkan aliran minyak membuat sebagian trader futures enggan membuka posisi baru.
Kementerian Keuangan India dalam tinjauan ekonomi bulanan Juli menyebutkan dampak langsung dari tarif AS terhadap ekspor India masih terbatas, tetapi efek rambatan terhadap perekonomian tetap menjadi tantangan yang harus diantisipasi.
Kekhawatiran pasar juga meningkat setelah Rusia dan Ukraina saling menggempur infrastruktur energi. Rusia melancarkan serangan drone besar-besaran terhadap jaringan energi dan gas di enam wilayah Ukraina pada Rabu dini hari. Sebelumnya, Ukraina menyerang kilang dan infrastruktur ekspor minyak Rusia.
Di sisi lain, Rusia dikabarkan menaikkan rencana ekspor minyak mentah dari pelabuhan barat sebesar 200.000 barel per hari pada Agustus dibandingkan jadwal awal, setelah serangan ke fasilitas kilangnya pekan lalu.