Dari sisi kebijakan moneter, lonjakan harga minyak bisa mempersulit langkah bank sentral, termasuk Federal Reserve (The Fed). Meski lonjakan jangka pendek cenderung menekan permintaan, harga minyak tiga digit yang bertahan dapat mendorong ekspektasi inflasi naik, sehingga menunda rencana pemangkasan suku bunga.
Secara keseluruhan, pasar minyak kini memasuki rezim harga yang didorong oleh risiko geopolitik. Dengan respons Iran yang masih belum jelas, arah risiko masih cenderung ke atas.
Para pelaku pasar kemungkinan bersikap defensif saat perdagangan dibuka, dengan fokus pada saham energi, layanan migas, dan energi alternatif sebagai bentuk lindung nilai strategis. Sampai situasi mereda, risiko kenaikan harga minyak tetap mendominasi. (Aldo Fernando)