"Faktor kekhawatiran permintaan telah tumbuh," kata Analis Komoditas Commonwealth Bank, Vivek Dhar, dilansir Reuters, Jumat (13/5/2022).
Inflasi dan kenaikan suku bunga yang agresif telah mendorong dolar AS ke level tertinggi 20 tahun. Saat dolar sedang mengangkasa, maka membuat minyak lebih mahal bagi pembeli yang memegang mata uang lain.
"Minyak masih didorong oleh kekhawatiran pasokan karena Rusia mengambil langkah maju mempersenjatai energi," kata Managing Partner SPI Asset Management Stephen Innes.
Sebuah laporan Badan Energi Internasional (IEA) pada Kamis (12/5) mengatakan peningkatan produksi minyak di Timur Tengah dan Amerika Serikat diharapkan dapat mengisi defisit pasokan yang timbul akibat terhentinya stok Rusia.
Badan tersebut mencatat produksi Rusia akan turun hampir 3 juta barel per hari (bph) mulai Juli, atau sekitar tiga kali lebih banyak daripada yang saat ini dipindahkan. Ini bakal terjadi apabila sanksi untuk perang terhadap Ukraina semakin diperluas atau jika Rusia menghalangi pembelian dari negara-negara Eropa. (RAMA)