Harga minyak sawit cenderung mengikuti pergerakan harga minyak nabati pesaing, karena bersaing untuk pangsa pasar minyak nabati global.
Sentimen pasar semakin tertekan oleh kehati-hatian menjelang data PMI Mei di China, pembeli utama minyak sawit. Para trader masih khawatir terhadap aktivitas pabrik dan jasa yang lesu meski ada langkah-langkah dukungan dari Beijing, di tengah meningkatnya hambatan perdagangan global.
Sementara itu, harga minyak mentah berada di jalur penurunan mingguan kedua, ditekan oleh ekspektasi kenaikan output OPEC+ pada Juli dan ketidakpastian baru setelah putusan hukum terbaru membuat tarif Presiden AS Donald Trump tetap berlaku.
Harga minyak mentah yang lebih lemah membuat minyak sawit menjadi opsi yang kurang menarik sebagai bahan baku biodiesel.
Ringgit Malaysia, mata uang perdagangan minyak sawit, tercatat stabil terhadap dolar AS.