IDXChannel - Harga minyak tergelincir pada perdagangan Senin (13/2/2023) di mana investor fokus pada kekhawatiran permintaan jangka pendek menjelang pengumuman data inflasi AS, Selasa (14/2/2023).
Melansir Reuters, minyak mentah Brent berjangka turun 68 sen atau 0,7% menjadi USD85,71 per barel. Sedangkan West Texas Intermediate (WTI) AS turun 60 sen atau 0,7%, menjadi USD79,12 setelah naik 2,1% di sesi sebelumnya.
"Harga minyak mentah melemah karena pedagang energi mengantisipasi prospek permintaan minyak mentah yang berpotensi melemah karena laporan inflasi penting dapat memaksa Fed untuk memperketat kebijakan jauh lebih agresif," kata Edward Moya, analis senior di OANDA.
Federal Reserve AS telah menaikkan suku bunga untuk mengendalikan inflasi, yang menimbulkan kekhawatiran langkah tersebut akan memperlambat aktivitas ekonomi dan permintaan minyak.
"Sulit untuk melebih-lebihkan pentingnya titik data tunggal ini, karena para pedagang dan Fed mencari konfirmasi tren penurunan bertahap dalam beberapa bulan terakhir," kata Matthew Ryan, kepala strategi pasar di perusahaan jasa keuangan Ebury.
Selain itu, kekhawatiran pasokan agak berkurang karena kargo minyak mentah Azeri berlayar dari pelabuhan Ceyhan Turki hari ini, pertama kali sejak gempa besar di wilayah tersebut pada 6 Februari lalu.
Ceyhan adalah tempat penyimpanan dan pemuatan pipa yang membawa minyak dari Azerbaijan dan Irak.
Harga minyak telah naik pada Jumat setelah Rusia, produsen minyak terbesar ketiga di dunia, mengatakan akan memangkas produksi minyak mentah pada Maret sebesar 500 ribu barel per hari (bpd), atau sekitar 5% dari produksi.
Langkah tersebut sebagai pembalasan terhadap pembatasan barat yang dikenakan pada ekspornya dalam menanggapi konflik Ukraina.
Meski demikian, kontrak Brent dan WTI naik lebih dari 8% minggu lalu, didukung oleh optimisme atas pemulihan permintaan di China setelah pembatasan Covid dihapuskan pada Desember 2022. (NIA)