Di belahan dunia lain, pada awal pekan, Senin (19/6/2023), dua pembuat kebijakan di Bank Sentral Eropa (ECB) juga berpendapat untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut di tengah risiko inflasi yang lebih tinggi.
Pasar juga menunggu testimoni Ketua The Federal Reserve, Jerome Powell akhir pekan ini untuk petunjuk suku bunga ke depan.
Tingkat suku bunga yang lebih tinggi akan mengurangi selera untuk belanja dan dapat mendorong permintaan minyak turun.
Di sisi pasokan, ekspor minyak mentah dan produksi minyak Iran telah mencapai level tertinggi baru pada 2023 meskipun ada sanksi Amerika Serikat.
Rusia juga akan meningkatkan ekspor solar dan minyak tanah lintas laut bulan ini. Langkah ini bahkan melebihi pemangkasan produksi yang sebelumnya disuarakan oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, termasuk Moskow sendiri.
"Pasokan telah pulih dan mengejutkan dari sejumlah sumber produksi, yakni pasokan dari AS, non-OPEC lainnya, belum lagi di dalam OPEC+ sendiri seperti Nigeria, Iran, dan Venezuela," kata analis JPMorgan dalam sebuah catatan.
Bank investasi tersebut juga memotong perkiraan rata-rata untuk harga Brent menjadi USD81 per barel tahun ini dari perkiraan sebelumnya USD90 per barel.
Analis juga memperkirakan pemotongan produksi OPEC+ juga tidak cukup untuk menyeimbangkan pasokan dan permintaan global bahkan jika diperpanjang hingga 2024. (ADF)