Harga minyak juga tertekan oleh kenaikan stok minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan.
Badan Informasi Energi (EIA) melaporkan persediaan minyak mentah naik 1,8 juta barel pada pekan yang berakhir 26 September, melampaui ekspektasi kenaikan 1 juta barel. Sehari sebelumnya, American Petroleum Institute (API) melaporkan adanya penurunan 3,7 juta barel.
“Stok minyak naik setelah ekspor melemah, yang bisa menjadi sinyal lemahnya permintaan. Sebelumnya harga sudah tertekan akibat penutupan pemerintahan AS dan kekhawatiran dampaknya pada ekonomi dan permintaan,” ujar analis senior Price Futures Group, Phil Flynn, dikutip Reuters.
Pemerintah AS resmi menghentikan sebagian besar operasionalnya pada Rabu akibat kebuntuan politik di Kongres dan Gedung Putih terkait pendanaan. Hal ini berpotensi menunda rilis laporan ketenagakerjaan September yang sangat ditunggu. Gedung Putih juga memperingatkan adanya potensi gelombang PHK pekerja federal.
Sementara itu, data menunjukkan aktivitas manufaktur AS sedikit naik pada September, meski pesanan baru dan perekrutan melemah akibat dampak tarif impor yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump.