Di awal perdagangan Kamis, (6/4), the greenback tampil lebih kuat dan dapat mengurangi permintaan minyak karena minyak mentah menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
"Perlambatan prospek ekonomi AS membebani kenaikan harga minyak AS, namun kami terus memperkirakan kenaikan harga minyak lebih lanjut hingga akhir kuartal," ujar Baden Moore dan Adam Skelton, analis dari National Australia Bank, dalam sebuah catatan.
Selain itu, diketahui Arab Saudi, sebagai eksportir utama minyak dunia, menaikkan harga minyak mentah untuk pembeli Asia selama tiga bulan berturut-turut.
"Ini menunjukkan penguatan lebih lanjut dalam permintaan di kawasan ini," kata Riset ANZ.
Sementara itu, persediaan minyak mentah AS turun 3,7 juta barel pekan lalu, sekitar 1,5 juta barel lebih banyak dari perkiraan, menurut data pemerintah.