Dari sisi permintaan dan persediaan, stok minyak mentah AS naik 4,1 juta barel pekan lalu, berdasarkan perkiraan American Petroleum Institute dan merupakan peningkatan yang lebih besar dari yang diperkirakan oleh analis yang disurvei oleh Reuters.
Sebelumnya, data Goldman Sachs menunjukkan permintaan minyak telah mencapai rekor pada bulan Juli, mencapai 102,8 juta barel setiap hari. Analisis Goldman Sachs juga menyebutkan pasar minyak akan mengalami defisit pasokan 1,8 juta barel per hari pada kuartal kedua tahun ini.
Sementara survei Bloomberg menemukan Arab Saudi dapat memutuskan untuk melonggarkan pemotongan sebesar 250.000 hingga 500.000 barel setiap hari mulai bulan depan.
Awal pekan ini, media melaporkan bahwa produksi minyak dari anggota OPEC telah turun ke level terendah sejak 2020 berkat pengurangan produksi sukarela dari Arab Saudi dan penurunan paksa di Nigeria, Angola, dan Libya.
Sementara itu, laporan bulanan dari Energy Information Administration(EIA) pada Selasa (8/8) memproyeksikan produksi minyak mentah AS naik 850.000 barel per hari (bpd) ke rekor 12,76 juta bpd pada 2023. Angka ini menyalip produksi tertinggi 12,3 juta bpd pada 2019. (ADF)