"Otoritas China mengindikasikan bahwa tidak akan ada relaksasi dalam kebijakan COVID-19 mereka, yang semakin memperburuk situasi permintaan," kata analis ANZ Research dalam sebuah catatan, dilansir Reuters, Rabu (12/11/2022).
Selain itu, IMF pada Selasa lalu (11/10) telah memangkas perkiraan mereka atas pertumbuhan global untuk 2023 dan memperingatkan adanya kenaikan risiko resesi global.
IMF juga mendesak bank sentral untuk terus berjuang melawan inflasi meskipun terdapat kecemasan bahwa kebijakan suku bunga agresif dapat memicu penurunan ekonomi.
Dari Amerika Serikat, pasar minyak sedang menantikan rilis data inflasi terbaru sebagai petunjuk membaca arah kebijakan Federal Reserve ke depan.
"Data makro yang lebih panas dari perkiraan dapat kembali memicu sentimen investor, yang akan meningkatkan ketakutan resesi saat ini, sekaligus menekan harga minyak lebih lanjut," kata Analis CMC Markets, Tina Teng.
(FRI)