Ritterbusch menilai respons terhadap sanksi ini berlebihan.
Ritterbusch menambahkan, "Kondisi pasar yang secara teknis sudah jenuh beli belum cukup untuk memprediksi puncak kenaikan tajam bulan lalu, kecuali perkiraan suhu menunjukkan kembali ke pola normal di wilayah timur laut. Kami belum melihat bukti tersebut."
Fokus pasar pada Rabu diperkirakan beralih ke data inventori AS. EIA diperkirakan melaporkan penurunan stok minyak mentah AS untuk kedelapan minggu berturut-turut serta peningkatan stok produk minyak, menurut survei analis oleh Wall Street Journal.
Dalam langkah terkait, enam negara Eropa pada Senin mendesak Uni Eropa untuk menurunkan batas harga USD60 per barel untuk minyak Rusia guna menekan upaya perang Rusia di Ukraina.
Namun, permintaan yang lebih lemah dari China dapat membatasi dampak dari pasokan yang lebih ketat, setelah data menunjukkan impor minyak mentah negara tersebut turun pada 2024 untuk pertama kalinya dalam dua dekade, di luar periode pandemi. (Aldo Fernando)