Melansir Financial Post, harga logam industri turun tajam pada Kamis seiring pasar bersiap untuk kenaikan suku bunga acuan agresif oleh bank sentral AS, The Fed), yang berpotensi akan memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan logam.
Selain itu, harga nikel terus menunjukkan pelemahan tanpa antisipasi bullish yang jelas dari pelaku pasar.
“Kita masih belum mencapai dasar (the bottom). Setidaknya dalam jangka pendek, saya memperkirakan harga masih akan rendah,” kata analis Commerzbank Daniel Briesemann kepada Financial Post.
Pertumbuhan ekonomi cenderung melambat secara global. Sedikitnya, lima bank sentral telah memperketat kebijakan moneternya dalam dua hari terakhir.
Sementara, di Cina, konsumen logam terbesar, pemerintah kembali berjanji untuk mendukung ekonomi tetapi permintaan logam melemah akibat kebijakan zero-COVID yang saat ini masih diberlakukan. (ADF)