IDXChannel – Saham emiten tambang nikel dan timah melesat pada lanjutan sesi I, Senin (6/5/2024) seiring harga komoditas acuannya melejit.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 11.27 WIB, saham PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) memimpin kenaikan dengan persentase 8,56 persen.
Catatan saja, nilai transaksi saham NIKL terbilang lebih kecil tinimbang saham sejenis lainnya, hanya RP564 juta dengan volume 1 juta saham.
Selain NIKL, saham PT Timah Tbk (TINS) melesat 4,02 persen ke Rp905 per saham, dengan nilai transaksi Rp17 miliar dan volume perdagangan 19 juta saham.
Kemudian, saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menguat 2,70 persen ke Rp4.180 per saham, saham PT Harum Energy Tbk (HRUM) naik 2,55 persen, saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) tumbuh 2,34 persen.
Tidak hanya itu, saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) terapresiasi 1,68 persen, PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) menghijau 1,64 persen, NICL terangkat 1,33 persen, dan MBMA mendaki 0,95 persen.
Nikel berjangka (futures) melonjak 3,16 persen di kisaran USD19.237 per ton pada Jumat (3/5/2024), kembali mendekati nilai tertinggi dalam 9 bulan terakhir.
Harga nikel sempat anjlok di bawah USD19.000 per ton, menjauh dari nilai tertinggi mencerminkan pelemahan logam non-ferrous lainnya, karena meredanya ketegangan geopolitik di Timur Tengah mengurangi daya tariknya sebagai lindung nilai inflasi.
Selain nikel, harga timah juga melonjak 3,27 persen di level USD31.983 per ton pada perdagangan yang sama.
Harga timah juga telah melonjak sebesar USD6.568 per ton atau 25,84 persen sejak awal 2024, menurut perdagangan contract for Difference (CFD) yang melacak pasar acuan komoditas ini. Secara historis, harga timah mencapai titik tertinggi sepanjang masa sebesar USD200.800 per ton pada September 2022.
Imbas Naiknya Permintaan
Tren kenaikan nikel dan timah tak terbendung akhir-akhir ini imbas ketatnya permintaan terutama untuk kebutuhan pengembangan kecerdasan buatan (AI) dan transisi energi.
Potensi pembelian oleh pemerintah China dan prospek pasokan yang lebih rendah juga memberikan dorongan harga logam ini.
Beberapa sumber melaporkan rencana Administrasi Pangan dan Cadangan Strategis Nasional China untuk membeli pig iron nikel, bahan baku utama baja tahan karat.
Sementara itu, Indonesia, sebagai produsen utama dunia, terus meninjau permohonan kuota penambangan. Sebelumnya, Amerika Serikat (AS) dan Inggris melarang pengiriman nikel Rusia yang baru diproduksi ke LME dan CME.
Melansir Wood Mackenzie, harga nikel menguat pada bulan Maret karena antisipasi pengetatan pasokan jika Indonesia tidak mendapatkan izin yang mereka perlukan untuk memasok smelter mereka.