Pasalnya, sejumlah negara terus menggenjot produksi tambangnya dengan harapan bisa mengambil untung dengan memakai harga penjualan harga saat ini. Seperti misalnya India yang kembali meningkatkan pasokan dalam negeri dengan mendorong sektor swasta.
Menurut seorang pejabat kementerian, India memperkirakan ada kenaikan produksi mencapau 350 - 400 juta ton batu bara pada 2030, sebagaimana dilaporkan Reuters, Rabu (9/3/2022).
India, sebagai produsen batu bara terbesar kedua setelah China memilih langkah tersebut sebagai antisipasi berkurangnya impor dari negara-negara seperti Indonesia, Australia, dan Afrika Selatan.
Konflik antara Rusia dan Ukraina yang menyeret kekuatan global, dimungkinkan bakal menjadi pendongkrak harga batu bara dan produk tambang lainnya.
Selain karena pasokan yang terbatas dan permintaan yang tinggi, kebutuhan atas energi fosil itu menjadi pilihan alternatif bagi negara-negara yang menerapkan embargo dari Rusia. (RAMA)