Dari sisi pengeluaran, beban pokok penjualan perseroan tercatat naik menjadi Rp15,58 triliun dari sebelumnya sebesar Rp4,89 triliun. Sementara itu, beban penjualan, umum dan administrasi perseroan tercatat sebesar Rp1,44 triliun, serta beban lainnya sebesar Rp889,91 miliar.
Per Desember 2023, total nilai aset NCKL tercatat sebesar Rp45,28 triliun, tumbuh 30,87% dari posisi akhir Desember 2022 yang sebesar Rp34,60 triliun. Adapun, liabilitas perseroan tercatat sebesar Rp16,89 triliun dan ekuitas sebesar Rp28,39 triliun.
Untuk 2024, NCKL menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp1 triliun. Sebagian besar dana tersebut nantinya akan digunakan untuk modal kerja penggantian alat-alat berat.
Secara rinci, capex bakal digunakan untuk melakukan drilling atau eksplorasi di tambang-tambang baru yang akan dibuka oleh perseroan. Saat ini, perseroan tengah gencar melakukan ekspansi, di mana perseroan telah memiliki dua smelter dan satu HPAL refinery.
(FRI)