IDXChannel - Bursa Karbon Indonesia atau IDXCarbon mencatatkan perkembangan signifikan di awal 2025 dengan penambahan tiga proyek unit karbon berbentuk Sertifikat Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca (SPE-GRK).
Dengan adanya pencatatan kredit karbon baru ini, IDXCarbon kini memiliki enam SPE-GRK yang dapat diperdagangkan. Rencananya, akhir bulan ini penyelenggara akan membuka pintu di market internasional.
Bursa Efek Indonesia (BEI) selaku penyelenggara IDXCarbon menerima sejumlah minat dari calon pembeli asing.
“Dibukanya pasar internasional untuk pertama kalinya ini disambut positif dengan antusiasme yang tinggi dari berbagai pihak. Kami menerima banyak pertanyaan, baik dari media asing maupun calon pembeli asing,” kata Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik kepada wartawan pasar modal, Jakarta, Senin (13/1/2025).
Sejalan dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 98 Tahun 2021 dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Permen LHK) Nomor 21 Tahun 2022, proses otorisasi dari Menteri Lingkungan Hidup menjadi langkah penting dalam memungkinkan perdagangan karbon kepada pihak asing.
Jeffrey menyebut indikasi jadwal perdagangan unit karbon perdana di market luar negeri berlangsung pada 20 Januari 2025.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sedang dalam proses pemberian otorisasi. Meski demikian, volume yang akan tersedia masih belum dapat dipastikan.
“Indikasi proyek yang akan diberikan otorisasi adalah proyek milik grup PLN yang telah tercatat di SRN dan IDXCarbon,” kata dia.
Sebagai catatan, terdapat tiga proyek karbon yang baru tercatat di awal 2025. Proyek pertama berasal dari PT PLN Indonesia Power, berupa pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Priok Blok 4.
Proyek ini mencatatkan unit karbon sebesar 763.653 ton setara karbon dioksida ekuivalen (tCO2e), dengan tahun vintage 2021, yaitu tahun saat pengurangan emisi terjadi.
Proyek kedua adalah Konversi dari Pembangkit Single Cycle menjadi Combined Cycle (Add On) PLTGU Grati Blok 2 milik PT PLN Indonesia Power, dengan total unit karbon sebesar 407.390 tCO2e, juga dengan tahun vintage 2021.
Sementara itu, proyek ketiga merupakan hasil dari upaya PT PLN Nusantara Power, yaitu Konversi dari Pembangkit Single Cycle menjadi Combined Cycle di Blok 2 PLN NP UP Muara Tawar. Proyek ini mencatatkan 30.000 tCO2e, dengan tahun vintage 2023.
(Dhera Arizona)