IDXChannel – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rebound hingga penutupan perdagangan sesi I, Jumat (1/8/2025), mengawali Agustus di zona hijau usai terkoreksi dua hari berturut-turut.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG naik 1,17 persen kembali ke atas level 7.500, tepatnya 7.571,67. Nilai transaksi tercatat mencapai Rp6,95 triliun, dengan volume perdagangan 15,20 miliar saham.
Sebanyak 384 saham menguat, 247 melemah, dan 325 sisanya stagnan.
Saham-saham berkapitalisasi besar (big cap) milik taipan Prajogo Pangestu turut menjadi penggerak utama IHSG. Salah satunya, saham PT Chandra Asri Pacific Tbk (TDIA) yang melonjak 5,12 persen seiring dengan turnaround kinerja keuangan pada semester I-2025, dari rugi menjadi laba.
TPIA mencatatkan kinerja positif sepanjang paruh pertama 2025 dengan meraih laba bersih sebesar USD1,6 miliar, berbalik dari rugi bersih USD46,6 juta pada periode yang sama tahun lalu. Capaian ini terutama didorong oleh pencatatan negative goodwill dari akuisisi Aster Chemicals and Energy Pte. Ltd. (Aster) yang efektif pada 1 April 2025.
Pendapatan bersih TPIA meningkat 237,7 persen year-on-year (YoY) menjadi USD2,92 miliar selama 6 bulan pertama di 2025.
Anak usaha TPIA yang baru melantai di bursa dengan kinerja fenomenal, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA), melesat hingga menyentuh auto rejection atas (ARA) untuk papan pemantauan khusus, yakni sebesar 9,76 persen ke level Rp1.630 per saham.
Kenaikan ini menandai upaya CDIA untuk pulih dari tekanan jual selama dua hari sebelumnya, sekaligus kembali ke jalur uptrend sejak debut perdananya.
Dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp203,5 triliun, pergerakan saham CDIA kini turut memberikan dampak signifikan terhadap IHSG.
Saham milik Prajogo lainnya, PT Barito Pacific Tbk (BRPT), juga turut menopang indeks setelah mencatatkan kenaikan sebesar 4,56 persen.
Lebih lanjut, saham emiten tambang milik konglomerat Grup Salim, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), turut mendorong penguatan IHSG setelah menguat 3,27 persen.
Sementara itu, saham emiten telekomunikasi pelat merah, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), naik 3,47 persen, diikuti oleh saham-saham perbankan besar yang secara tradisional menjadi penopang utama indeks. Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) terapresiasi 1,62 persen, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 1,51 persen, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menguat 1,11 persen, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) bertambah 1,00 persen.
IHSG menikmati momentum positif sejak Juli lalu, seiring lonjakan saham-saham big cap milik para konglomerat. Dalam sebulan terakhir, indeks acuan ini telah melesat 8,88 persen.
Kabar terbaru, menghadapi tenggat waktu penetapan tarif impor pada Jumat ini, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengaktifkan kewenangan darurat, menekan para pemimpin asing, dan tetap melanjutkan kebijakan perdagangan yang sempat memicu gejolak pasar saat pertama kali diumumkan pada April lalu.
Taiwan kini menghadapi tarif sementara sebesar 20 persen dari AS. Mengutip Reuters, Presiden Ching-te Lai dan kabinetnya menyatakan terus mengupayakan tarif yang lebih wajar dalam negosiasi akhir.
Sementara itu, Malaysia berhasil memperoleh tarif ekspor ke AS sebesar 19 persen, turun dari ancaman awal sebesar 25 persen, menurut pernyataan Gedung Putih. Korea Selatan telah mencapai kesepakatan pada Rabu dengan tarif yang dikurangi menjadi 15 persen.
Negara-negara seperti Vietnam, Indonesia, Filipina, Jepang, Kamboja, dan Thailand sudah lebih dulu mengamankan kesepakatan serupa.
“Pengumuman tarif ini memang memberikan kejelasan dalam bentuk, tapi tidak dalam substansi. Kini kita tahu daftar negara dan tarifnya, tapi logika di balik angka-angka itu sama sekali tidak transparan,” ujar Kepala Strategi Investasi Saxo di Singapura, Charu Chanana.
“Skema yang begitu luas menunjukkan bahwa ini bukan solusi sekali jalan, melainkan awal dari rezim perdagangan global baru yang lebih mengedepankan ketidakpastian ketimbang kepastian,” imbuh Chanana.
Di sisi lain, penguatan dolar AS terus berlanjut seiring memudarnya ekspektasi pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat. Indeks dolar naik 2,5 persen selama sepekan—level tertingginya dalam dua bulan—dan menguat lagi 0,3 persen pada Jumat. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.