"Sebagai indikator awal perekonomian atau leading indicator, IHSG memberikan sinyal penting mengenai arah perekonomian Indonesia ke depan dan oleh karena itu pergerakan IHSG harus diperhatikan dengan seksama oleh para investor," kata Dimas.
Perlu diketahui, Indonesia sendiri siap berdialog dengan AS mengenai penerapan tarif impor baru terhadap produk-produk Indonesia dan akan melakukan penyederhanaan dan penghapusan regulasi yang menghalangi perdagangan internasional, khususnya Non-Tariff Measures (NTMs).
Tak dapat dipungkiri, kata dia, kebijakan Trump memberikan dampak langsung pada pasar keuangan domestik yang tercermin dalam nilai tukar rupiah yang mencatatkan rekor terlemah sepanjang sejarah menembus Rp17.101 per dolar AS (USD). Selain itu, penurunan tajam juga terjadi di Bursa Wall Street dan bursa saham Asia, memperburuk sentimen pasar global.
Dimas juga menuturkan, meskipun kebijakan moneter Indonesia terbatas saat ini, tantangan besar akan muncul di masa depan. Penurunan ekonomi riil yang tercermin dalam pergerakan IHSG akan semakin sulit diatasi dengan kebijakan yang ada, sehingga diperlukan kebijakan yang lebih strategis untuk mengantisipasi dampak lanjutan dari tekanan global.