Sedangkan dari sisi domestik, dikatakan Alrich, hari ini juga terdapat rilis data neraca dagang Maret 2024. Alrich memperkirakan, akan ada kenaikan tipis seiring dengan meningkatnya kinerja ekspor komoditas.
Surplus neraca dagang Indonesia pada Februari 2024 menyusut menjadi USD0,87 miliar. Hal ini jauh dari perkiraan konsensus sebesar USD2,32 miliar.
"Kontraksi ekspor diharapkan kembali pulih seiring dengan peningkatan laju perekonomian China yang membaik kuartal pertama tahun 2024," tutur Alrich.
Secara teknikal, Alrich melihat, terdapat peluang downside yang masih terbuka di kisaran 7.035 atau di moving average (MA) 200 pada Senin (22/4).
Hal tersebut sejalan dengan indikator death cross pada Stochastic Relative Strength Index (RSI) serta pelebaran negative slope pada moving average convergence/divergence (MACD). (TSA)