“Data-data tersebut mengindikasikan aktivitas ekonomi Tiongkok yang lebih baik di kuartal I 2024 dari kuartal IV 2023,” ujar Valdy.
Dari dalam negeri, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) bertahan di atas 123 di Maret 2024. Akan tetapi, pasar masih menantikan data Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) di Maret 2024. Antisipasi pasar terefleksi dari pelemahan nilai tukar Rupiah hingga 2,08% ke Rp16.170 per USD di Selasa sore kemarin.
Berdasarkan kondisi di atas, lanjut Valdy, saham-saham pertambangan dapat kembali diperhatikan karena cenderung masih memperoleh keuntungan jangka pendek dari pelemahan signifikan nilai tukar Rupiah, di antaranya PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM), PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP), PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), serta sejumlah saham infrastruktur seperti PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Indosat Tbk (ISAT).
(DES)