“Stabilitas data tersebut menunjukkan bahwa konsumen memiliki optimisme yang cukup kuat terhadap kondisi ekonomi di masa mendatang,” ujar Valdy.
Dari pasar regional, pasar tengah mengantisipasi data China House Price Index bulan Februari 2024, yang diproyeksikan mengalami perbaikan menjadi -0,30% dari bulan sebelumnya -0,70%. Peningkatan diduga akibat kebijakan yang dilakukan oleh People's Bank of China (PBoC), dalam melakukan pemangkasan suku bunga pinjaman lima tahun.
Valdy menyebut, pemulihan yang terjadi di sektor properti berpotensi memberikan dampak positif yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, mengingat kontribusi sektor properti China yang merupakan salah satu penyumbang terbesar terhadap GDP.
Dari dalam negeri, beberapa rilis data memberikan indikasi positif terhadap pemulihan ekonomi Indonesia. Neraca Perdagangan diproyeksikan tumbuh menjadi USD2,32 miliar, hal ini mencerminkan ketahanan ekonomi Indonesia.
Selain itu, Ekspor diproyeksikan membaik menjadi -6,50% dari bulan sebelumnya, sementara impor diproyeksikan tumbuh mencapai 9,30%, menandakan meningkatnya permintaan domestik dan aktivitas ekonomi. Data ini mencerminkan optimisme pasar terhadap prospek ekonomi domestik.