“Saham-saham unggulan tersebut dinilai masih memiliki valuasi yang cukup menarik untuk kembali diakumulasi,” ujar Robertus.
Robertus menilai, sektor teknologi digital akan menjadi salah satu sektor yang prospektif tahun depan, bersama dengan sektor perbankan, telekomunikasi, otomotif, logistik, dan sektor lain yang terkait dengan konsumsi.
Beberapa dari saham tersebut adalah PT Astra International Tbk (ASII), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT XL Axiata Tbk (EXCL), dan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA).
Robertus menjelaskan, ASII memiliki valuasi rasio harga saham per laba (P/E) yang terus turun mendekati level Maret 2020 meskipun valuasi profitabilitas keuntungan ekuitas (ROE) yang meningkat.
Harga saham dan valuasi TLKM juga membaik dari sebelumnya yang turun tajam. Saham blue chip lain adalah EXCL, di mana valuasi rasio harga saham per nilai buku (P/BV)-nya sudah turun ke bawah 1x.
“Menurut kami, saham EXCL sudah cukup menarik, meskipun profitabilitas ROE tidak setinggi emiten lain di sektornya,” terang Robertus.
Meski demikian, Robertus mengatakan, EXCL memiliki rencana besar untuk mengonsolidasikan 750.000 pengguna jasa PT Link Net Tbk (LINK). Transaksi ini masih menunggu persetujuan regulator dan diharapkan selesai pada kuartal I-2024.