IDXChannel - Kondisi perekonomian nasional boleh jadi cukup kuat dan bahkan diklaim relatif 'tahan banting' terhadap potensi resesi dan ancaman stagflasi. Namun dengan kondisi perekonomian global yang dinamis dan sangat folatile, industri pasar modal Indonesia juga tidak luput dari segala potensi sentimen negatif yang menerpa.
Salah satunya kondisi resesi yang sedang membayangi perekonomian Amerika Serikat (AS) seiring lonjakan inflasi yang demikian tinggi di Negeri Paman Sam tersebut. Bahkan untuk mengatasi kondisi yang terjadi, Bank Sentral AS, Federal Reserves alias The Fed telah memastikan bakal tetap menerapkan kebijakan suku bunga tinggi sampai level inflasi dirasa mulai terkendali.
"Memang ancaman resesi di AS sepertinya sudah tidak bisa dihindari. Bahkan oleh beberapa pihak, kondisi resesi justru diperlukan (oleh AS) agar inflasinya lebih terkendali. Jadi (AS) memang harus resesi sehingga inflasinya turun," ujar Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia (UI), Budi Frensidy, Selasa (30/8/2022).
Saat kondisi resesi AS tersebut nantinya benar-benar terjadi, menurut Budi, maka dapat dipastikan secara global akan ada sejumlah negara yang juga terdampak dan berpotensi menyusul mengalami resesi. Jika kondisi itu terjadi, perekonomian Indonesia dan terutama industri pasar modal nasional juga pasti bakal terdampak.
"Dampaknya ke Indonesia pasti banyak. Yang pasti capital outflow bakal rentan terjadi, dan itu cukup jadi bad news bagi pasar modal. Sentimennya akan negatif," tutur Budi.