IDXChannel - Mirae Asset Sekuritas Indonesia memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat menyentuh level 10.500 pada 2026.
Adapun stabilitas ekonomi makro dan perbaikan kinerja emiten menjadi angin segar bagi pasar. Ekspektasi terhadap pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berkelanjutan juga dinilai masih terus menjadi sentimen positif market.
Meski demikian risiko perlambatan perdagagangan global dan volatilitas nilai tukar rupiah terhadap masih menjadi tantangan. "Dengan mempertimbangkan faktor-faktor pendorong dan risiko ini, kami memperkirakan IHSG akan mencapai 10.500 pada 2026," kata Mirae dalam Market outlook 2026: Positioning for Indonesia’s next equity rally, Kamis (4/12/2025).
Sementara itu, proyeksi ini juga mencerminkan kenaikan valuasi menuju kisaran 16 sampai 17 kali price to earning ratio (PE), atau kembali ke batas atas rerata historis.
Analis menilai pemulihan ekonomi domestik akan menjadi pendorong utama pasar saham tahun depan, serta didukung proyeksi ertumbuhan ekonomi yang membaik, inflasi yang terjaga, serta stabilitas nilai tukar.
Menurut estimasi, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tahun 2026 diperkirakan mencapai 5,30 persen. Mirae juga menyoroti prospek harmonisasi kebijakan antara pemerintah dan Bank Indonesia (BI), yang dinilai berpotensi memperkuat kepercayaan investor.
Ruang untuk penurunan suku bunga acuan dinilai masih terbuka apabila tekanan inflasi dan volatilitas rupiah tetap terkendali. "Ada ruang untuk pemotongan suku bunga BI lebih lanjut, yang memungkinkan pertumbuhan ekonomi untuk dipercepat hingga tahun 2027," tuturnya.
Di sisi eksternal, tekanan global masih diperkirakan akan hadir sepanjang 2026. Namun, potensi penurunan suku bunga oleh bank sentral negara maju dinilai dapat membantu menguatkan mata uang pasar berkembang, termasuk rupiah.
Analis menjelaskan kebijakan moneter global yang lebih longgar dapat membuka ruang bertahap bagi penguatan nilai tukar. Di sisi lain, kondisi geopolitik dan perlambatan perdagangan global tetap menjadi risiko yang perlu dicermati. Meski demikian, stabilitas domestik dipandang cukup kuat untuk menjaga pasar tetap atraktif bagi investor asing.
"Keamanan, stabilitas politik, dan kepastian hukum bagi investor harus terus diperkuat," ujarnya. Kontribusi sektor perbankan tetap menjadi penopang terbesar bagi IHSG. Mirae memprediksi pertumbuhan kredit akan meningkat hingga 10 persen pada 2026, dengan kualitas aset dan likuiditas perbankan berada dalam kondisi sehat.
Hal ini diperkirakan memberikan dampak signifikan mengingat sektor perbankan menyumbang lebih dari 40 persen terhadap total laba emiten indeks.
Dari sisi aliran modal, investor asing disebut masih menunjukkan minat kuat terhadap ekuitas Indonesia. Laporan itu mengungkapkan adanya pembelian bersih signifikan pada saham-saham big cap seperti BBCA, BMRI, dan BBRI, serta emiten berkapitalisasi besar lainnya seperti ASII dan TLKM.
(kunthi fahmar sandy)