Menurut estimasi, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tahun 2026 diperkirakan mencapai 5,30 persen. Mirae juga menyoroti prospek harmonisasi kebijakan antara pemerintah dan Bank Indonesia (BI), yang dinilai berpotensi memperkuat kepercayaan investor.
Ruang untuk penurunan suku bunga acuan dinilai masih terbuka apabila tekanan inflasi dan volatilitas rupiah tetap terkendali. "Ada ruang untuk pemotongan suku bunga BI lebih lanjut, yang memungkinkan pertumbuhan ekonomi untuk dipercepat hingga tahun 2027," tuturnya.
Di sisi eksternal, tekanan global masih diperkirakan akan hadir sepanjang 2026. Namun, potensi penurunan suku bunga oleh bank sentral negara maju dinilai dapat membantu menguatkan mata uang pasar berkembang, termasuk rupiah.
Analis menjelaskan kebijakan moneter global yang lebih longgar dapat membuka ruang bertahap bagi penguatan nilai tukar. Di sisi lain, kondisi geopolitik dan perlambatan perdagangan global tetap menjadi risiko yang perlu dicermati. Meski demikian, stabilitas domestik dipandang cukup kuat untuk menjaga pasar tetap atraktif bagi investor asing.
"Keamanan, stabilitas politik, dan kepastian hukum bagi investor harus terus diperkuat," ujarnya. Kontribusi sektor perbankan tetap menjadi penopang terbesar bagi IHSG. Mirae memprediksi pertumbuhan kredit akan meningkat hingga 10 persen pada 2026, dengan kualitas aset dan likuiditas perbankan berada dalam kondisi sehat.